Jumat, 09 Juli 2010

euforia piala dunia menghapuskan perjuangan yang "hanya panas panas taik ayam"

johanesburg,nelson mandela,belanda, jerman, brasil dan 32 team yang berlaga di piala dunia dengan segala keunikan dan ciri khas masing2 berjuang untuk merebutkan piala julius imet,, euforia dunia dengan masuknya team2 idola yang memungkinkan juara membangkitkan semangat yang berapi api untuk mendukung salah satu peserta piala dunia,, hal ini mengingatkanku akan hal yang terjadi di kampus syiah kuala tercinta beberapa waktu yang lalu ketika merebut kursi panas presma unsyiah,,, itulah kursi panas awal yang di perebutkan sebelum piala dunia,, dengan berbagai pelanggaran,, kecurangan,, pengancaman,, dan pencabutan poster mengingatkan akan bgitu beratnya perjuangan yang dilakukan untuk menuju kursi panas itu,, sayang,,, sekarang kursi ini di tinggalkan tanpa bekas hanya karna euforia perjuangan team kesayangan menuju piala dunia,, sedikit mengkrutkan dari dan kecewa ketika tak adanya pengawalan saat mereka dengan bangganya menyatakan bendera kemenangan meskipun tak ada bukti yang menguatkan dari pihak rektorat dan tapi yang sangat di sayangkan ketika perjuangan berat kawan2 yang begitu berapi api saat pemira akhirnya hanya bisa menjadi kenangan laiknya kotoran ayam yang panas saat keluar dari duburnya dan kemudian dingin dengan begitu cepat, mungkin inilah yang terjadi kepada kwan2 yang katanya siap berjuang sampai akhir,, semangat awal menaikkan calon yang begitu di andalkan dengan segala keyakinan untuk meraihnya dan hingga tanpa sadar di tikam oleh sabat sendiri,,sampai tak adanya pengawalan ataupun entah sadar atau tidak sudah beberapa kali mereka menyentil tapi tak ada reaksi dan apakah semua hanya piala dunia?? 
seandainya saja tidak ada piala dunia dan seandainya saja adanya kepercayaan antara satu sama lain maka kursi itu pasti dapat di raih,, dan kenyataannya itu hanya kata kata "seandainya" itulah manusia hanya bisa berandai andai,, 
lantas apa yang dilakukan?? hanya duduk terdiam mengakui kekalahan tanpa ada follow up yag jelas apakah tetap berdiri untuk menjadi oposisi atau malah menjadi koalisi?
beberapa pertanyaan itu muncul tapi tak ada yang peduli karna terbenam dengan semangat berapi api untuk mendukung salah satu negara untuk merengkuh piala julius rimet,, ya,, inilah program 4 tahunannya fifa yang mebuat orang2 akan rindu penampilan team negara dari belahan dunia yang memungkinkan untuk terjadinya perbedaan siapa yang menjadi kampium, berbeda dengan pemira yang berlangsung setiap tahun, setiap tahun mencoba dan jawabannya tetap sama yaitu kekalahan,, 12 tahun mungkin untuk ukuran seorang anak sudah mampu berfikir mana yang baik dan mana yang benar dan mungkin mampu berfikir untuk meraih duatu kemenangan,, lantas kenapa kita tidak bisa???
jawabanya adalah kedai kopi yang membuat semua lalai kedai kopi yang membuat semua beretorika seakan mau memindahkan gunung dan waktu tidur yang tak terkontrol hingga membunuh diri kita masing2,, penyesalan selalu datang belakangan dan sayangnya 12 tahun adalah waktu penyesalan yang cukup panjang,,, 
jangan salah kan sistem dan jangan mencri cari alasan semua pasti ada alasannya,, dan ketika alasan itu mulai di terima maka semua mengabaikannya,, dan tak pernah adanya niat untuk tetap panas seperti api yang berkobar...
dan semoga tak ada lagi kekalahan untuk ke 13 kali nya,,
tetap semangat untuk memberikan perubahan yang nyata tanpa ada intervensi parpol,, mahasiswa adalah individual yang mampu berfikir mampu menganalisis dan bukan hanya mampu beretorika tapi mampu melahirkan kader2 perubahan perjuangan dengan bukti nyata,, dan bukan hanya bahasan duduk di warung kopi yang besoknya sudah lupa tapi terus berusaha untuk merubah sejarah...
karna kita buaknlah antek2 parpol,, kita adalah otak dari sebuah perbahan,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar