Rabu, 09 Februari 2011

anastesi

Tindakan anestesia sudah dikenal sejak dahulu untuk mempermudah tindakan operasi. Orang-orang mesir menggunakan canabis indica, dan pemukulan kepala dengan tongkat kayu untuk menghilangkan kesadaran seseorang.
Tahun 1776 ditemukan anestesia gas yang pertama yaitu N2O, karena dirasa kurang efektif dicarilah zat yang lain. Tahun 1795 eter ditemukan sebagai anestesia inhalasi.
Anestesia suntikan intra vena (i. v) biasa dipakai untuk taraf induksi kemudian dilanjutkan dengan anestetik inhalasi untuk mempertahankan keadaan keadaan tidak sadar. Dalam proses anestesia terdapat taraf-taraf narkosa tertentu yaitu penekanan system saraf sentral secara bertingkat dan berturut-turut sebagai berikut :
Taraf – taraf  Narkose
Anestesia umum dapat menekan susunan saraf sentral secara berurutan, yaitu :
·         Taraf analgesia, yaitu keadaran dan rasa nyeri berkurang
·         Taraf eksitasi, yaitu kesadaran hilang seluruhnya dan terjadi kegelisahan
Kedua taraf ini disebut taraf induksi
·         Taraf anestesia, yaitu reflex mata hilang, mata hilang, nafas otomatis dan teratur seperti tidur serta otot-otot melemas (relakasi)
·         Taraf pelumpuhan sum-sum tulang, kerja jantung dan pernafasan terhenti
Tujuan narkosa adalah untuk mencapai taraf anestesia dengan sedikit mungkin kerja ikutan atau efek samping, oleh karena taraf pertama sampai ketiga adalah yang paling penting sedangkan taraf ke empat harus dihindari. Pada proses recovery (sadar kembali) terjadi dengan urutan taraf terbalik dari taraf ketiga sampai ke satu.
Persyaratan Anestesia Umum
Beberapa syarat penting yang harus dipenuhi oleh suatu anestesia umum adalah :
*      Berbau enak dan tidak merangsang selaput lendir.
*      Mula kerja cepat tanpa efek samping.
*      Sadar kembalinya tanpa kejang.
*      Berkhasiat analgetik baik dengan melemaskan otot –otot seluruhnya.
*      Tidak menambah pendarahan kapiler selama waktu pembedahan.
Guna mencapai narkosa umum yang cukup dalam dan lama digunakan suatu anestesia pokok dengan penambahan suatu obat pembantu, yaitu bertujuan untuk menghindarkan atau memperkecil kerja ikutan dan memperkuat salah satu khasiat anestetikanya, seperti :
©      Sebelum narkose (premediksi), diberikan obat-obat sedative (klorpromazin, morfin, dan pethidin) guna meniadakan kegelisahan dan obat-obat parasimpatolitik (atropine) guna menekan sekresi ludah yang berlebihan.
©      Selama narkose, diberikan obat-obat relaksasi otot (tubokurarin, galamin, dll).
©      Setelah narkose (post medikasi), diberikan obat-obat analgetika (methampyron, dll), sedative (lminal, dll) dan anti emetika (klorpromazin HCL).
Efek Samping
Hampir semua anestesia inhalasi mengakibatkan sejumlah efek samping, yang terpenting diantaranya :
*      Menekan pernafasan, paling kecil pada N2O, eter dan trikloretikan.
*      Mengurangi kontraksi jantung, selama halotan dan metoksifluran yang paling ringan pada eter.
*      Merusak hati, oleh karena tidak digunakan lagi seperti senyawa klor (kloroform).
*      Meusak ginjal, khususnya metoksifluran.
Penggolongan
Menurut penggunaanya anestesia umum dapat digolongkan menjadi  2 yaitu :
*      Anestesia injeksi, contohnya diazepam, barbital ultra short acting (thiopental dan heksobarbital), dll.
*      Anestesia inhalasi, diberikan sebagai uap melalui saluran pernafasan, contohnya eter, dll.
Tehnik Pemberian
            Pemberian anestesia inhalasi dibagi menjadi 3 cara, yaitu :
*     System terbuka, yaitu dengan penetesan langsung ke atas kain kasa yang menutupi mulut atau hidung penderita, contohnya eter dan trikloretilen.
*     System tertutup, yaitu dengan menggunakan alat khusus yang menyalurkan campuran gas dengan oksigen dimana sejumlah CO2 yang di keluarkan dimasukkan kembali (bertujuan memperdalam pernafasan dan mencegah berhentinya pernafasan atau apnoe yang dapat terjadi bila diberikan dengan system terbuka). Karena pengawasan penggunaan anestesia lebih teliti maka cara ini banyak disukai, contohnya siklopropan, N2O dan halotan.
*     Insuflasi gas, yaitu uap atau gas ditiupkan kedalam mulut, batang tenggorokan atau trachea dengan memakai alat khusus seperti pada operasi amandel.   
 

Spesialite obat – obat anestesia umum
No
Generik
Dagang
Pabrik
1
Diaethyl Aether
Aether Anaestheticus
Kimia Farma
2
Ketamin Hidroklrorida (Ketamini Hydrochloridium)
Ketalar
Pfizer
3
Tiopental Natrium (Thiopentalum Natricum)
Pentothal Sodium
Abbot
4
Enflurane
Etharane
Abbot
5
Halothanum
Halothane MD
Dexa Medica

 
    Anestesia Lokal

Pengertian

Obat anestesia lokal yang pertama di kenal adalah kokain yang diperoleh dari Erythroxylon coca yang dapat memberikan rasa nyaman dan mempertinggi daya tahan tubuh.

Penggunaan

Anestesia lokal umumnya digunakan secara parental misalnya pembedahan kecil dimana pemakaian anestesia umum tidak dibutuhkan. Anestesia lokal dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
*      Anestesia permukaan, digunakan secara lokal untuk melawan rasa nyeri dan gatal, misalnya larutan atau tablet hisap untuk menghilangkan rasa nyeri di mulut atau leher, tetes mata untuk mengukur tekanan okuler  mata atau mengeluarkan benda asing di mata, salep untuk menghilangkan rasa nyeri akibat luka bakar dan suppositoria untuk penderita ambeien/wasir.
*      Anestesia filtrasi, yaitu suntikan yang diberkan ditempat yang dibius ujung-ujung sarafnya, misalnya pada daerah kulit dan gusi (pencabutan gigi).
*      Anestesia blok atau penyaluran saraf, yaitu dengan penyunikan disuatu tempat dimana banyak saraf terkumpul sehingga mencapai daerah anestesi yang luas, misalnya pada pergelangan tangan atau kaki.
Persyaratan Anestesia Lokal
Anestesia lokal dikatakan ideal apabila memiliki beberapa persyaratan sebagai berikut :
ü  Tidak merangsang jaringan .
ü  Tidak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan saraf sentral.
ü  Toksisitas sistemisnya rendah.
ü  Efektif pada penyuntikan dan penggunaan lokal.
ü  Mula kerja dan daya kerjanya singkat untuk jangka waktu cukup lama.
ü  Larut dalam air dengan menghasilkan larutan yang stabil dan tahan pemanasan (proses sentralisasi).
Efek Samping
Efek samping pengguna anestesia lokal terjadi akibat khasiat dari kardio depresifnya (menekan fungsi jantung), mengakibatkan hipersensitasi berupa dermatitis alergi.
Penggolongan
Secara kimiawi anestesia lokal dibagi 3 kelompok, yaitu :
Ø  Senyawa ester, contohnya prokain, benzokain, buvakain, tetrakain, dan oksibubrokain.
Ø  Senyawa amida, contohnya lidokain, prilokain, mevipikain, buplivikain, cicnhokain dll.
Ø  Serba-serbi, contohnya jokain dan benzilalkohol.
Selain kokain, semua obat tersebut di atas dibuat sintesis.


sumber : http://indahgusraini.blogspot.com/